Tips Tuntas Skripsi Dalam 3 Bulan

annainawa.com – skripsi merupakan tugas yang ditakuti dan dikhawatirkan kebanyakan mahasiswa karena beragam alasan. Ada yang takut mendapat dosen pembimbing galak, tidak suka membaca buku, belum terbiasa menulis, atau lainnya. Begitu juga dengan Naina. Dulu Naina juga takut sekali dengan skripsi. Bahkan, Naina sempet berpikiran mengerjakannya besok-besok ajalah. Karena kebetulan Naina anak transfer dan kampus yang ditempuhnya pun menggunakan sistem paket 4 tahun. Jadi, meskipun transfer, kelulusannya harus menunggu waktu 4 tahun.

Suatu ketika, ibunya Naina (sebut saja umi) memanggil Naina dan berkata, “Na, sini duduk dulu. Umi mau bicara.”

“Ya, apa mi?” Tanya Naina seraya duduk di hadapannya.

“Apa kabar skripsimu? Sudah sampai mana?” Tanya umi.

“Baru cari inspirasi judul mi,” jawab Naina sambil meringis.

“Lama banget carinya,” protes umi.

“Lha belum dapat hidayah,” jawab Naina santai

“Sejauh ini udah dapat ide masalah belum?” Tanya umi

“Sudah,tapi umi tak mengizinkanku observasi di sekolah itu,” protes Naina.

“Memangnya di mana dan dengan ide apa?” Tanya umi

“Sekolah ini dengan tema ini. Alasannya, selain temanya menarik dan dekat dengan rumah. Sehinga memudahkanku untuk bisa melakukan observasi kapan pun tanpa menganggu jam kerjaku,” jelas Naina.

“Kalau memang sudah sematang itu, umi izinkan. Umi kira kamu belum ada gambaran Na,” jawab umi.

“Alhamdulillah sudah mi,” ucap Naina

“Apa yang perlu umi bantu?” Tanya umi.

“Doa dan motivasi,” jawab Naina sambil meringis.

“Pasti kalau itu. Printernya udah sehat kan?,” ucap umi

“Alhamdulillah udah kayaknya mi,” ucap Naina.

Tak berhenti di situ, ternyata Naina masih takut dan khawatir dengan skripsi. Akhirnya, Naina mencari tahu tips tuntas skripsi dan Alhamdulillah setelah dipraktikkan, skripsi bisa selesai dalam waktu 3 bulan. Lantas bagaimana tipsnya?

Baca juga: Tips Membelikan Mainan Anak



Cara Mengerjakan Skripsi dengan Cepat

Tips Tuntas Skripsi Dalam 3 Bulan

Pertama, meluruskan niat

Jika ada yang berkata, “Niat itu sebuah kewajiban dan keharusan. Mengapa harus disebutkan?”

Menurut pengalaman Naina, terkadang kita sadar bahwa niat itu penting, namun terkadang kita juga lupa untuk mempraktikkannya. Sehingga seyogianya sebagai seorang muslim, kita harus menentukan niat sebelum melakukan segala sesuatu, termasuk mengerjakan skripsi.

Jika kita perhatikan seksama, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan: Niat bisa berarti tujuan. Meniatkan sesuatu itu bisa divariasikan. Contohnya: Dulu Naina sebelum mengerjakan proposal skripsi berniat, “Ya Allah, aku ingin mengerjakan skripsi untuk membahagiakan orang tua. Sehingga ketika mereka bahagia dan ridha, Engkau pun akan meridhai hidupku. Jadi, aku berniat meraih ridhamu dengan menyertakan keridhaan orang tuaku. Mudahkanlah, ya Rabb.”

Alhamdulillah, ketika sudah meniatkan dan menentukan tujuan, ada sedikit ketenangan yang menghinggapi hati ini, meskipun belum sepenuhnya. Karena mengerjakan sesuatu itu tak berhenti di niat, akan tetapi ada teori dan langkah-langkah yang harus dikerjakannya.

Kedua, menguasai jenis penelitian yang kita pilih

Sebagai seorang peneliti, kita perlu mengetahui jenis penelitian yang akan dipakai, apakah kualitatif, kuantitatif, PTK (Penelitian Tindakan Kelas), atau library (perpustakaan). Jika mau mengambil kualitatif, mau jenis kualitatif apa? Jika mau mengambil kuantitatif, mau jenis kuantitatif deskripsi, korelasi, atau lainnya. Jika mau mengambil PTK, mau jenis satu daur atau daur jenuh? Dan lain-lain.

Kalau kata dosen Naina, Ustadz Ihsan, “Biasanya masalah mahasiswa sekarang adalah ia tidak tahu di mana kemampuan dirinya, apakah kualitatif, kuantitatif, ataukah library. Ketidaktahuan itu dikarenakan kurang membaca buku tentang penelitian.” Benar juga ya, hehe….

Berdasarkan pengalaman Naina, untuk menguasai materi itu, mahasiswa jangan hanya mengandalkan penjelasan dosen, tapi perbanyaklah membaca buku, jurnal, pdf, dan lain-lain. Karena dengan membaca semua itu, dapat memudahkan kita dalam menentukan ke mana arah skripsi kita akan dibawa.

Ketiga, mencari partner skripsi

Maksudnya, sebelum mengerjakan skripsi carilah teman yang bisa diajak mengerjakan skripsi secara bersamaan. Syukur-syukur, satu jenis penelitian. Tapi, jika tidak ada, jangan dipaksakan ya. Jadi, adanya teman di sini untuk saling menyemangati jika salah satu dari kita ada yang menyerah atau patah semangat.

Berdasarkan pengalaman Naina saat itu, teman skripsi ini sangat membantu ketika salah satu dari kita ada yang lelah dan ingin menyerah. Alhamdulillahnya, dulu waktu menyerah kita berbeda-beda. Jadi, bisa saling menyemangati untuk terus maju.

Keempat, tentukan target bersama partner skripsi

Maksudnya, ketika kita sudah menemukan partner skripsi, jangan lupa untuk saling mendiskusikan. Karena ini sangat membantu dalam menunjang kelancaran mengerjakan skripsi.

Berdasakan pengalaman Naina dulu, sebelum mengerjakan skripsi, selalu mendiskusikan terlebih dahulu dengan partner skripsi. Contohnya: Kita selesai bab 1 pada minggu sekian. Berarti untuk selesai satu bab dalam seminggu, jadwal bimbingan kita setiap hari Rabu dan Kamis. Tidak hanya itu, dua hari sebelum jadwal bimbingan, Naina atau partnernya selalu mengingatkan untuk menyiapkan bahan yang akan dikonsultasikan.

Catatan yang perlu diingat dalam poin ini adalah harus adanya konsistensi dalam setiap jiwa keduanya. Agar kedua tangan itu bisa saling bergandengan hingga proses wisuda berlangsung. 

Kelima, konsisten

Konsisten memang sutu hal yang membutuhkan perjuangan keras, apalagi ketika sedang mendapat hambatan dan halangan mengerjakan skripsi. Di mana bawaannya ingin bersantai ria aja. Namun satu hal yang perlu diingat, yaitu konsisten sangat diperlukan. Karena jika sekali saja kita tidak konsisten alias menunda meskipun hanya sekali maka itu akan melahirkan penundaan berikutnya. Lantas bagaimana cara mengatasinya?

Coba kita renungi kembali dengan seksama, tujuan mengerjakan skripsi. Jika untuk membahagiakan orang tua, bayangkan bagaimana ketulusan senyum tersebut sehingga raganya akan memelukmu dengan penuh kehangatan dan kebahagiaan tiada tara.

Demikianlah, dengan mengingat kembali tujuan mengerjakan skripsi maka akan melahirkan konsistensi dalam mengerjakannya juga.

Keenam, menyertakan Allah dalam setiap prosesnya

Ini merupakan poin penting dalam mengerjakan setiap tugas, termasuk skripsi. Adapun maksud menyertakan Allah di sini meliputi kesertaan hati, akal, dan raga kita dalam mengerjakannya. Contohnya: kisah A dan B.

Si A mengerjakan skripsi karena mencari gelar. Suatu hari, tatkala ia memasuki jadwal bimbingannya, yaitu hari Rabu, ia pun pergi ke kampus. Namun sesampainya di kampus, Sang Dosen Pembimbing belum tiba. Akhirnya, ia pun menunggu kurang lebih 10 menit. Tiba-tiba, HP-nya berbunyi tanda ada pesan WA yang masuk. Ternyata pesan itu dari dosen pembimbingnya yang berisikan, sang dosen meminta maaf karena terlambat mengabarkan bahwa hari itu ia tidak bisa ke kampus dikarenakan ia sedang menghadiri rapat di luar kota.

Mengetahui hal itu, si A sangat kesal bahkan berkata, “Kalau begini, bisa menunda target   skripsiku. Gimana mau cepat selesai kalau begini.”

Adapun si B, mengerjakan skripsi karena mencari ridha Allah melalui keridhaan orang tua. Tatkala ia mengetahui bahwa sang dosen berhalangan masuk, ia justru berkata dan berdoa, “Peristiwa ini tak lepas dari takdir Allah. Jadi, aku percaya bahwa Allah sedang menyiapkan hal indah untukku di kemudian hari. Ya Allah mudahkan urusanku dalam mengerjakan skripsi.”

Tak lama kemudian, ternyata Sang Dosen kembali menghubungi si B untuk melakukan bimbingan pada hari Jumat besok. Masya Allah.

Dari kisah itu dapat disimpulkan bahwa nikmati setiap proses pembuatan skripsi, jangan berharap ingin cepat selesai. Karena ketika kita hanya meniatkan skripsi untuk cepat selesai maka kita akan marah ketika menemui beberapa halangan dalam mengerjakannya. Lain halnya ketika kita meniatkan skripsi untuk Allah maka ia akan menikmati prosesnya. Jika menemukan kesulitan atau pun kemudahan maka ia akan menganggap bahwa itu merupakan hiasan dan lika-liku dalam menempuh wisuda.

Adapun perasaan takut mendapat dosen galak, kita bisa mengubah mindset kita yang awalnya takut menjadi: Selama kita memahami dan menguasai isi skripsi maka dosen tak akan menyalahkannya. Namun ketika dosen merevisi skripsi, kita jangan sensitif, anggap saja dosen membenarkan kesalahan kita bukan menjatuhkan kita. Karena kesalahan dalam bimbingan skripsi bukan sebuah aib, melainkan sebuah perbaikan untuk melahirkan sebuah karya yang bagus.

Baca juga: Ciri Anak Kecanduan HP dan Cara Mengatasinya

Demikianlah tips tuntas skripsi dalam waktu cepat. Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa menginspirasi pembaca sebelum melangkah atau sedang melangkah dalam mengerjakan skripsi. Jika kalian memiliki pertanyaan, bisa ditulis di kolom komentar, Insya Allah akan saya jawab di kolom komentar juga atau bisa menghubungi contact saya yang tertera di blog annainawa.com ini (085883257842).

Baca juga: Cara Menjadi Hafidz Qur'an

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel